Struktur Abstrak Research paper dengan metode Scaffold

Abstrak biasanya menjadi bagian ketiga yang dilihat oleh pembaca setelah judul (title) dan authorlist. Sebagaimana halnya sebuah trailer dalam film yang menarik calon penonton dan juga merepresentasikan isi-isi dari paper yang paling menonjol. Abstrak pun juga seperti itu. Sehingga abstrak bisa jadi merupakan "Go/No-Go" poinnya dari suatu paper. 

Agar research paper dapat memiliki kesempatan untuk disitasi/refer bagi para pembaca, maka abstrak harus bisa merepresentasikan secara utuh dari isi paper. Lantas bagaimana membuat abstrak yang baik? Gunakanlah metode scaffold agar kita bisa menyusun abstrak dengan lebih mudah. Metode scaffold atau struktur melihat rangkaian kalimat di abstrak dengan sistematis dan logis.

Bagi teman-teman yang ingin mengetahui struktur abstrak bisa dilihat melalui channel youtube kami di bawah ini. Namun jika dirasa memberatkan beban quota internet, silahkan mengunjungi laman facebook dan instagram kami. 

         

Berikut adalah contoh-contoh dari struktur abstrak disertai dengan link referensinya yang gambarnya kami lampirkan di facebook dan instagram:

Contoh 1: Engineering a 3D microfluidic culture platform for tumor-treating field application

Contoh 2: Experimental Characterization and Numerical Modeling of Tissue Electrical Conductivity during Pulsed Electric Fields for Irreversible Electroporation Treatment Planning

Contoh 3: Exponential model normalization for electrical capacitance tomography with external electrodes under gap permittivity conditions

Contoh 4:The use of EDMODO in teaching writing in a blended learning setting

Didalam proses proofreading dengan professor, penekanan akan struktur ini selalu dibahas sampai penulisannya sempurna. Warna-warni/shading setiap kalimat disertai dengan segudang komentar selalu menghiasai draft manuscript kami dan merupakan hal yang biasa.

Bagi penulis pemula seringkali bertanya. Kapan saat yang tepat untuk menulis abstrak? Abstrak dan juga komponen struktur paper lain sebaiknya ditulis secara bersamaan. Terkadang bagi peneliti yang sudah punya jam tinggi, karena mereka sudah paham research problemnya dan backgroundnya, penulisan abstrak dibarengi dengan penulisan introduction section. Pun begitu juga dengan kita, menulis paper biasanya maju-mundur, dari depan ke belakang, terus sampai semuanya terhubung kuat. Ingat, bangunan utuh sebuah paper tidak ada yang tahu. Walau kita sudah menulis introduction section sekali pun, tetap akan juga balik lagi walau sudah sampai conclusion section. Jadi agar maju-mundurnya cantik, aka berpikirlah secara struktur.   

Semoga bermanfaat.